oleh

Napak Tilas, Menggali Sejarah Awal Berdirinya PWI

-Pesawaran-217 views

PESAWARAN – Study Komparasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang sejarah yang telah ditorehkan oleh tokoh-tokoh Wartawan pendahulu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung napak tilas ke Surakarta.

Monumen Pers Nasional sebagai tempat bersejarah dan kota Surakarta tempat lahirnya PWI menjadi tujuan utama dalam menggali pengetahuan tentang sejarah dunia Wartawan.

 

“Napak tilas dengan hadirnya kita sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para tokoh dan para pendiri PWI yang menjadi tempat bernaung para Wartawan khususnya PWI Kabupaten Pesawaran,” ujar M. Ismail SH. Selasa (22/04/2025).

M. Ismail SH. Mengatakan tujuan utama dalam Study Komparasi datang ke kota Surakarta adalah untuk menambah pengetahuan, akan sejarah cikal bakal atau awal berdirinya PWI.

“Seluruh Wartawan yang tergabung pada PWI Kabupaten Pesawaran harus lebih memahami akan sejarah berdirinya lembaga terbesar dan lembaga yang menjadi kebanggan kita semua,” jelasnya.

 

Sementara saat melakukan kunjungan ke Monumen Pers Nasional, didapat keterangan akan Sejarah berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berawal dari adanya Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI) yang didirikan pada Sabtu 23 Desember 1933 di Solo.

Pembentukan PERDI tidak lepas dari hasil rapat sejumlah Wartawan Indonesia yang tiba di Solo dalam rangka menghadiri Kongres Indonesia Raya kedua. Nama PERDI diusulkan oleh J.D. Sjaranamual yang merupakan Pemimpin Redaksi Soeara oemoem di Surabaya.

 

Berdasarkan fakta yang terpajang pada ruangan salah satu aset sejarah jurnalis ini tercatat. Berdirinya PERDI memiliki asas perjuangan, bahwa Wartawan di Indonesia tidak mundur terhadap usaha pengekangan penjajah.

Juga dijelaskan PERDI sendiri didirikan mempunyai Visi, menegakan kedudukan Pers di Indonesia sebagai terompet perjuangan Bangsa. Dengan Misi, kembalinya Djoernalis ke kittahnya yakni medan politik.

Menurut keterangan yang tertulis, PERDI didirikan oleh para tokoh wartawan Indonesia seperti, J.D. Sjaranamual, Soetopo Wonobojo, RM Soedarjo Tjokrosisworo, Samsoe Hadiwijoto, Bakrie Soeraatmaja, WR Supratman, Mohammad Yamin, AM Sipahutar, Soemanang, Adam Malik, R.M.H. Woerjaningrat, Dr. Soetomo, Sjamsuddin Sutan Makmur, Parada Harahap, dan M. Tabrani.

Selain itu dengan menetapkan kebijakan, siapapun yang bekerja dibidang tulis menulis untuk surat kabar, berhak menjadi anggota PERDI tanpa memandang agama dan politik.

Kemudian pada tahun 1935 dalam prosesnya PERDI lebih selektif dalam merekrut anggota untuk lebih meningkatkan kualitas dan reputasi. Seiring waktu PERDI memiliki aspirasi politik tersendiri mengenai tindakan-tindakan yang dikeluarkan pemerintah Belanda.

Alkisah Kongres PERDI diadakan bersamaan dengan Kongres gerakan lainnya, Kongres PERDI sendiri mengambil mosi mengenai larangan yang diadakan Residen Surakarta tentang adanya Kongres Rakyat Indonesia kedua di Solo.

PERDI mengadakan kongres pertama di solo pada 25-26 Juni 1934 diikuti sebanyak 500 orang diantaranya jurnalis dari Belanda De Geer dan J. Takei jurnalis dari Jepang, selanjutnya kongres digelar setiap tahun kecuali pada tahun 1936.

Kemudian pada 1 Maret 1941 sejumlah orang memutuskan keluar dari PERDI dan akan mendirikan PWI.

Dikota Surakarta inilah awal berdirinya Lembaga Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946 dengan diketuai oleh Soemanang, sebagai Lembaga Pers pertama dan tertua di Negara Republik Indonesia. (Devis/Yd)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed